A. Konsep Dasar Penyakit
v Akne vulgaris adalah peradangan kronik folikel pilorebosea yang ditandai dengan adanya komedo, popula, portula dan kista pada daerah-daerah predileksi seperti muka, bahu, bagian atas dari ekstremitas superior, dada dang punggung.
(Prince, Sylvia, A., Fatofisiologi, Edisi IV, 267, 1994)
v Akne vulgaris adalah penyakit peradangan kelenjar rhosea yang sering dijumpai dan berkolon dengan folikel rambut yang ditandai oleh pembentukan robum yang berlebihan.
(Elizabeth J. Corwin, Fatofisiologi, Buku Saku, 598, 2000)
v Akne vulgaris adalah proses kronik kelenjar-kelenjar pilosebasea dan sering ditemui/dialami oleh mereka yang berusia remaja dan dewasa muda.
(Prof. DR. Morwoli, Ilmu Penyakit Kulit, 35, 2000)
B. Anatomi dan Fisiologi Kulit
Kulit merupakan pembungkus yang elastis yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan. Kulit merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas ukurannya yaitu 15% dari BB dan luasnya 1,50-1,75 m2, rata-rata tebal kulit 1-2 mm. Paling tebal terdapat ditelapak tangan dan kaki, serta yang paling tipis terdapat di penis.
Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu epidermis, dermis dan jaringan subkutis.
Kulit mempunyai bermacam-macam fungsi untuk menyesuaikan tubuh dan lingkungan, dimana fungsi kulit adalah sebagai berikut :
1. Pelindung
2. Pengatur suhu
3. Penyerap
4. Indra perasa
5. Fool pengolahan/sekresi
C. Epidermis
Akne vulgaris menjadi masalah pada hampir semua remaja dimana akne dibagi 2 macam yaitu akne minor adalah suatu bentuk akne yang ringan dan dialami oleh 85% para remaja dan dianggap sebagai proses fisiologik dan akne motor adalah akne yang cukup hebat dan dialami 15% remaja dan mendorong mereka untuk berobat ke dokter. Insiden dari akne vulgaris 80-100% pada usia dewasa muda yaitu 14-17 tahun pada wanita dan 16-19 tahun pada pria meskipun demikian akne vulgaris dapat pula terjadi pada usia lebih muda atau lebih tua daripada usia tersebut.
D. Etiologi
Factor penyebab akne vulgaris yang pasti belum diketahui tetapi banyak factor yang berpengaruh antara lain, yaitu :
1. Sebum
2. faktor infeksi bakteri coryrebacterium ocnes
3. Faktor genelik herediter
4. Faktor musim
5. Faktor psikis
6. Faktor makanan (diet)
7. Faktor hormonal
8. Faktor bahan-bahan kimia
9. Faktor kosmetik
10. Keaktifan kelenjar sebasea
E. Gejala Klinik
Bentuk lain akne adalah polimorf, criteria yang khas ialah terdapat pada tempat-tempat predileksi yakni dimuka, bahu, leher, dada, punggung bagian atas dan tangan bagian atas dapat disertai rasa gatal, erupsi kulit berupa komedo, popula, postula, nodus dan kista.
Isi komedo ialah sebum yang kental atau padat dan isi kista biasanya pus dan darah, bila sembuh erupsi dapat meninggalkan erithemia dan hiperpigmentasi pascainflamasi bahkan dapat terbentuk sikatrik seperti cetakan es yang atropik dan koloid.
F. Diagnosis
Nomenklatus diagnostic akne vulgaris dapat dilakukan menurut :
1. Berat ringannya penyakit
Akne vulgaris ringan, berat dan sedang/akne vulgaris I, II, III dan IV.
2. Morfologis klinis
Akne vulgaris komedonol, populoso, postuloso, nodulo, kistik
3. Kombinasi 1 dan 2
Akne vulgaris populoso ringan dan akne vulgaris postuloso berat
Empat (4) gradasi menurut Pillsbury 91963) :
I. Komedo dimuka
II. Komedo popula, postul dan peradangan dimuka yang dalam
III. Komedo popula, postul dan peradangan yang dalam di muka, punggung dan dada
IV. Akne konglobota
G. Diagnosis Banding
1. Erupsi akneformis
Yang dibedakan oleh obat, misalnya kortikostreoid, INH, barbiturate, yodida, bromida, difenil hidantoin dan lain-lainnya. Klinisnya erupsi berupa popula-popula yang timbul diberbagai tempay pada kulit tanpa adanya komedo, timbul mendadak dan kadang-kadang disertai demam, ini dapat terjadi pada gejala usia
2. true akne
Misalnya akne venenota dan akne komedonol oleh rangsangan fisis.
3. Akne rorosea
Yaitu terdapat kelainan kulit berupa eritema dan telonglek lesis dihidung, pipi, dagu dan dahi, dapat disertai popula, postul, nodulus atau kista komedo tidak terdapat factor, penyebab ialah makanan atau inuman panas
4. Dermatitis perioral
Eritema terjadi pada wanita, klinis berupa eritema, popuila dan postul disekitar mulut disertai gatal.
H. Penatalaksanaan
1. Penerangan
v Pada penderita harus diterangkan bahwa akne disebabkan oleh tipe kulit dan perubahan hormone pada masa pubertas yang menyebabkan timbulnya sebore dan bertanbahnya produksi bahan tanduk di dalam saluran kelenjar kulit yang berlebihan terhadap kadar hormone seks yang normal.
v Sifat akne adalah kumat-kumatan dan kita hanya bias mengurangi dan mengontrol aknenya bukan menyembuhkannya.
v Pengobatan akne didasarkan pada tipe kariernya, lokasinya dan macam lesi dan penyebabnya membutuhkan waktu lama dan kemungkinan ada efek samping
2. Perawatan
v Perawatan kulit muka, pemakain sabun berkoletrol dan detergen tidak dianjurkan dan sabun bersifat aknegenetik-long berlebihan dapat menyebabkan akne bertambah hebat (akne venenola)
v Perawatan kulit kepala dan rambut. Pemakaian shampoo yang mengandung obat untuk penderita akne dan ketombe sebaiknya dilarng sebab dapat memperhebat akne dan ketombenya dapat kumat lagi.
3. Kosmetik dan bahan-bahan lain
Bahan bersifat aknegenetik dapat membentuk komedo lebih cepat dan banyak pada kulit penderita akne dan dianjurkan untuk menghentikn kosmetik yang tebal dan hanya memakai kosmetik ringan yang tidak mengandung minyak dan obat.
4. Diet
Menurut teori baru, efek makanan terhadap akne diragukan oleh banyak penyelidik maka diet khusus tidak dianjurkan pada penderita akne.
5. Emosi dan factor psikomotorik
Pada orang yang mempunyai predeoposisi, stress dan emosi dapat menyebabkan eksaserbasasi atau aknenya bertambah hebat dan perlu dianjurkan untuk tidak memegang-megang, memijit dan menggaruk sebb dapat menyebabkan “akne mekanika”.
I. Pengobatan
1. Topikal
a. Bahan-bahaniritasi, mislnya :
v Resorsinol 3%
v Asam salisilat 3 – 5%
v Asam vitamin A 0,05%
b. Anti bakteri :
v Tertrasiklin 1%
v Eritromisin 1%
v Klin domisin 1%
v Peroksida benzoil 2,5%
c. Lain-lain
v Sulfur 4-20%
v Kortikosteroid
v Etil laktat 10% dalam gliserin 5-10% dan etenol 80-85%
2. Sistematik
a. Anti bakteri
v Tetrasiklin 3-4 x 250 mg/hari
v Minosiklin 2 x 50 mg/hari
v Kortimoksazol 2 gram/hari jika sudah baik turunkan 1 gram/hari
v Linkomisin 3x500 mg/hari
b. Retinoid dan vitamin A
v Vitamin A 3 x 50.000 IV/hari
v Retinoid 1-2 mg/kg BB/hari
3. Pengobatan lain
Misalnya tindakan pengeluaran sabum oleh alat ekstraktor komedo, bedah baku dan suntikan intralesi
4. Perawatan kebersihan kulit dan diet bagi yang memerlukan dapat dianjurkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar